Tutorial A-Z menjadi Master Pleci!
Menyiapkan
burung pleci menjadi jagoan ternyata tidak dilakukan secara sembarangan,
tetapi harus sudah direncanakan dengan baik sedari awal. Berikut ini
'walktrough' dari Mahaguru Pleci Indonesia, Om Irvan Sadewa, untuk
mencetak burung pleci Anda menjadi pleci jagoan . :)
Langkah pertama untuk menyiapkan calon jagoan Anda adalah PEMILIHAN BAHAN , meliputi:
1. TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN)
2. KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH.
Mari simak penjabarannya...
TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN)
Sedapatnya
kita memilih pengepul/penjual yang memiliki stok terbanyak. Jangan
hunting bahan dari sangkar ombyokan yang hanya tinggal tersisa 5 atau 8
bahan. Semakin banyak bahan dalam satu kelompok ombyokan, akan
memudahkan kita untuk memilih kriteria seperti apa bahan yang kita
inginkan.
Masih hal penting PERTAMA selain TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN), adalah
KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH.
BAHAN
seperti apa akan kita pilih? Tentu saja Anda HARUS sudah memiliki
rencana matang untuk kriteria bahan yang akan dipilih sebagai Jagoan
Pleci andalan dikemudian hari.
KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH
A. Prilaku burung
B. Usia burung
C. Katuranggan burung
Memilih tanpa spesifikasi atau kriteria yang jelas adalah sia-sia, kalaupun terpilih yang bagus, itu hanya kebetulan saja.
Mari simak penjabarannya
A. Prilaku burung
Dalam
memilih bahan, sebaiknya pilih yang sehat. Ini terlihat dari sorot mata
tajam, bola mata bersih dan mata tidak sayu. Gerak lincah dan
responsif, kaki mencengkram kuat di tangringan dan sayap mengepit
kencang. Bulu terlihat kering dan rapi.
B. Usia burung
Hendaknya
memilih bahan adalah yang berusia relatif muda. Kenapa kita harus
memilih bahan yang berusia relatif muda? Karena burung bahan yang
berusia muda tingkat stressnya lebih rendah daripada bahan yang sudah
berusia tua. Disamping itu, burung bahan yang berusia muda lebih mudah
dibentuk (dibentuk karakter dan dimaster lagunya) daripada bahan yang
sudah berusia tua.
Tentu bagi pemula akan timbul pertanyaan, Apa ciri-ciri bahan (burung Pleci) yang berusia muda?
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Warna lebih cerah. Kita
anggap kita akan memilih bahan Pleci yang berkelamin jantan yang
berusia mua, cirinya mudah dilihat dari postur tubuh yang lebih panjang,
kepala lebih besar, kaki lebih jenjang (tinggi) dan lingkaran kacamata
putih yang solid dan tebal. Umumnya warna bahan terlihat lebih cerah
(terang) dan sepintas lebih ramping daripada bahan yang berusia tua.
2. Struktur kaki. Burung
bahan berusia muda memiliki kaki yang terlihat basah dengan warna tidak
solid. Bahan yang berusia tua terlihat dari kaki yang gelap dan kering,
kadang-kadang juga terlihat sudah medang (bersisik).
3. Warna paruh. Bahan
yang berusia muda mudah terlihat juga dari ujung paruh bagian bawah
yang berwarna semburat puih. Bahan yang sudah tua biasanya berwarnan
coklat gelap kehitaman.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. Katuranggan burung
Apa
yang dimaksud dengan katuranggan? Katuranggan adalah tampak fisik dan
tampilan luar yang di yakini membawa sifat dan watak tertentu. Secara
ilmiah ini belum pernah diteliti secara valid. Tapi katuranggan sudah
ratusan tahun dijadikan acuan orang di beberapa negara seperti
Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura, Afrika, dan belahan dunia lain
dalam hal memilih burung, kuda, dan lain sebagainya.
Katuranggan
adalah suatu pengetahuan yang menyangkut kesesuaian dan keselarasan
yang berkenaan dengan peliharaan, misalnya burung. Ini mirip seperti
China yang selalu mengacu Feng Shui dalam hal-hal tertentu.
Namun tidak ada istilah katuranggan yang baik pada setiap orang, karena akan terpulang kembali kepada tujuannya masing-masing.
Secara umum, katuranggan burung penyanyi (burung berkicau) yang baik secara katuranggan adalah sebagai berikut:
1. Postur tubuh panjang tapi serasi dengan panjang leher dan tinggi kaki. Berdiri tegak dengan dada lebar yang bisang disertai dengan leher panjang yang padat berisi.
2. Kepala lebih besar lebih baik. Kepala
lebih besar, cenderung memiliki otak yang lebih besar. Secara ilmiah,
salah satu komponen di otak burung yang menentukan baik apa tidaknya
seekor burung berkicau adalah HVC (high vocal center). Semakin besar HVC
di otak burung, maka burung akan semakin cerdas dan semakin baik
berkicau.
3. Mata bulat bersih dan besar. Ini bukan hanya menandakan burung tersebut sehat, tapi menandakan burung tersebut cerdas dan responsif.
4. Bulu rapi dan tidak kusam. Sama
dengan poin diatas, selain menandakan burung tersebut sehat, ini
menandakan juga burung dalam kondisi yang prima. Karena kesehatan bulu
juga berhubungan dengan sistem metabolisme dan sistem daya tahan tubuh
burung.
5. Paruh dan pangkal paruh.
Pangkal
paruh lebar dengan paruh atas tebal, panjang dan lurus menandakan
burung bisa melagukan lagu dengan panjang dengan variasi yang banyak
dengan suara sangat keras. Tapi burung tidak terlalu gacor (tidak receh)
pangkal
paruh lebar dengan paruh atas tebal, agak pendek dan lurus menandakan
burung tipe ngerol dengan volume suara yang sangat keras. Tipe paruh
seperti ini umumnya burung mudah gacor.
Pangkal paruh
lebar dengan paruh tipis, panjang dan lurus menandakan burung sangat
responsih terhadap bunyi. Bisa melagukan lagu yang panjang-panjang
secara kontinyu dengan berbagai variasi. Tipe paruh seperti ini umumnya
burung mudah untuk menjadi sangat gacor.
Pangkal paruh
lebar dengan paruh tebal/tipis penjang/pendek melengkung menandakan
burung berlagu pendek-pendek dan minim variasi. Tipe paruh seperti ini
umumnya burung mudah untuk menjadi sangat gacor.
Pangkal
paruh sempit dengan paruh tipis, panjang dan lurus menandakan burung
adalah bertipe lagu pendek-pendek dan tidak bisa melagukan lagu dengan
harmonis.
Pilihlah katuranggan burung sesuai tujuan kita. Apakah bahan tersebut untuk klangenan di rumah atau untuk dipersiapkan di lomba.
Semua katuranggan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hal KEDUA yang sama pentingnya adalah
POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN.
Kita
anggap Anda sudah paham dengan pemilihan bahan sesuai dengan selera
masing-masing. Burung bahan pilihan Anda tersebut kita ibaratkan sehelai
kain sutera mewah yang siap di jadikan apapun sesuai planning dan
rencana Anda.
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Jas yang sangat berkelas?
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Baju tidur?
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Taplak meja?
Apakah kain sutera tersebut mau dijadikan Sarung bantal?
Semua itu tergantung planning (rencana awal) dan tangan dingin (ketekunan/konsistensi) teman-teman dalam menggarapnya.
Mari kita bedah apa itu hal ke KEDUA yang kita sebut sebagai
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN.
Sebelum kita lanjutkan, saya ingin mengingatkan satu hal yang sering kita lupa. Apa itu?
Mari
kita ingat-ingat bagaimana seekor burung bisa menjadi sesuai yang
diharapkan pemiliknya, jadi juara, jadi idola, jadi rebutan semua orang
dan jadi impian beberapa orang? Ada formula (rumusan) yang menentukan
semua ini.
Apa rumusan tersebut? Ya.. Rumusnya: 30% Burung + 70 % Garapan.
Penjelasannya:
Individu burung hanya menyumbang sekitar 30% dari keberhasilan kita meng-orbitkan burung, sedang sisanya adalah garapan kita.
Garapan mencakup: Pola rawatan, pemasteran, terapi/tritmen yang kita lakukan dan lain-lain.
Ya.!!
Ternyata fase menggarap burung memegang peranan yang sangat penting.
Mengapa ini sangat penting? Seperti yang kita ulas diatas. Burung bahan
pilihan teman-teman diatas adalah ibarat sehelai kain sutera yang mewah.
Tergantung kita mau kita jadikan seperti apa.
Mari kita masuk ke point ke DUA yaitu: POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN.
Burung Pleci sebagaimana juga jenis burung pada umumnya yang terbentuk dan ter-pola dengan suatu pola yang kita terapkan.
Saya
ulangi, burung Pleci sebagaimana juga jenis burung pada umumnya yang
terbentuk dan ter-pola dengan suatu pola yang kita terapkan. Terapkan
pola rawatan dan pola makan yang sesuai dan meyerupai habitat aslinya.
Berikut ini beberapa hal tentang burung Pleci:
Burung Pleci adalah burung pemakan buah, nektar, serangga kecil, ulat dan kroto.
Burung Pleci adalah burung yang hidup secara sosial bergerombol.
Burung Pleci suka mandi dan tidak menyukai suhu yang tinggi.
Burung Pleci adalah burung yang memiliki tingkat metabolisme tinggi. Artinya, burung Pleci gampang lapar dan gampang haus.
Burung Pleci adalah burung yang aktif dan menyukai ruang grak yang lebih lebar.
Burung
Pleci adalah burung cerdas dari keluarga Zosterpidae yang memiliki 120
lebih jenis dan tersebut hampir separuh bagian dunia.
Burung Pleci adalah burung penyanyi yang riang dan termasuk burung peniru sebagaimana layaknya burung dari keluarga Turdidae.
Burung
Pleci adalah burung yang memiliki tingkat imun (kekebalan) yang tinggi
terhadap bakteri, kuman dan virus yang biasa menyerang jenis burung
(unggas).
Sangkar yang kita rekomendasikan untuk burung
Pleci adalah minimal berukuran 30x30x30 berbentuk bulat/kotak/persegi
dengan minimal 2 tangkringan. Usahakan tangkringan yang digunakan
berdiameter yang sesuai dengan cengkraman kaki burung. Jangan gunakan
tangkringan yang terlalu besar atau tangkringan yang licin.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
POLA PERAWATAN HARIAN UNTUK BURUNG PLECI
Mandi
rutin tiap pagi (karamba khusus atau cepuk mandi di sangkar) dan boleh
juga di semprot halus dengan sprayer dan biarkan burung mandi dengan
sendirinya.
Jemur 30-60 menit, jam penjemuran yang direkomendasikan antara jam 06.30-09.30.
Selalu
gantang rendah (2-5 meter dari permukaan tanah) dan tempatkan burung di
tempat yang ramai lalu lalang manusia. Agar burung terbiasa untuk rajin
berkicau dan tidak takut dengan keramaian.
Usahakan pertemukan
(gantang berdekatan) burung Pleci dengan beberapa burung Pleci lain. Ini
berguna untuk penetrasi birahi dan membuat burung Pleci tidak merasa
ter-isolir.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PAKAN DAN EKSTRA FOODING (EF) UNTUK BURUNG PLECI
Buah
segar berikan rutin setiap hari secara variatif
(Pisang/Pepaya/Sawo/Alpukat/Jeruk Manis/Anggur/Apel Merah/Pir/dll).
Semakin variatif buah yang kita berikan, akan semakin baik untuk burung
Pleci.
Kroto segar berikan dengan porsi 1-2 sendok teh setiap pagi dan sore.
Ulat
Hongkong/Ulat Kandang yang berwarna putih berikan 3 ekor setiap pagi
dan sore. Sebaiknya berikan Ulat Hongkong yang baru berganti kulit
(berwarna putih).
Madu murni sediakan di cepuk kecil. Semakin berkualitas madu murni yang diberikan akan semakin baik.
Voer halus dengan kandungan protein 12%-21%. Campurkan bubuk Fumayin 10-15% pada voer tersebut.
Multivitamin dan Multimineral cukup berikan 1x seminggu.
Selanjutnya kita masuk ke point ke tiga yang juga PENTING dan tidak boleh diabaikan.
Yaitu PEMASTERAN BURUNG PLECI
PEMASTERAN. Apa arti Pemasteran?
Dan apa tujuan Pemasteran pada burung Pleci?
Pemasteran
burung Pleci adalah proses melatih untuk menirukan atau mendoktrin
burung Pleci dengan suara-suara lain, agar dapat merekam dan menirukan
suara-suara lain yang kita perdengarkan.
Suara-suara lain tersebut antara lain suara burung sejenis, suara burung lain dan suara-suara lain yang kita inginkan.
Tujuan
utama Pemasteran atau Memaster burung Pleci adalah supaya variasi lagu
pada burung Pleci yang kita miliki dapat lebih banyak dan menjadi
beragam.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TEKNIK DAN METODE MEMASTER (PEMASTERAN) BURUNG PLECI
Sangat
banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses
pemasteran burung Pleci. Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos
yang keliru dalam prakteknya dilapangan. Salah satu mitos aneh yang
berkembang, yaitu burung yang akan di master harus melihat burung
masternya, agar burung yang dimaster dapat menirukan gaya bunyi dan cara
membuka mulut burung master tersebut.
Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung Pleci harus menunggu burung dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya;
Pemasteran
dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung Pleci dalam keadaan
mabung atau berganti bulu. Burung Pleci dalam keadaan normal, bahkan
dalam keadaan top form pun juga dapat dilakukan pemasteran.
Ada
Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung
mabung. Alasannya karena; Pada saat mabung, burung Pleci cenderung untuk
banyak diam dan sangat jarang sekali berkicau.
Burung
yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih banyak
menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang ada
disekelilingnya. Apabila suara yang di dengarnya sesuai dengan tipikal
karakter suaranya, maka akan direkam dan ditirukan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk
dapat melakukan proses pemasteran burung Pleci dengan optimal, kita
harus memperhatikan beberapa hal penting, hal penting tersebut adalah:
1. Waktu Efektif Pemasteran
2. Mengkondisikan Burung yang akan di Master
Waktu
efektif dalam proses pemasteran adalah pada waktu burung istirahat,
siang hari di dalam rumah (sehabis mandi dan jemur) dan malam hari
menjelang pagi (jam 22.00-06.00).
Walaupun pemasteran sudah kita
lakukan pada waktu-waktu efektif pemasteran, ada hal lain yang harus
kita perhatikan. Yaitu mengkondisikan burung yang akan di master. Ini
merupakan faktor penting keberhasilan di dalam proses pemasteran.
Mengkondisikan disini memiliki arti membuat suasana dan kondisi burung
tersebut beristirahat dan membuat suasana menjadi tenang.
Yang
harus dilakukan adalah: mengkrodong burung dan menjauhkan burung yang
akan di master dengan burung sejenis atau burung lain. Fungsi
mengkrodong burung disini, bertujuan menipu burung tersebut dengan
membatasi pandangannya agar diam dan beristirahat dengan tenang sehingga
waktunya akan digunakan untuk mendengar suara-suara yang ada di
sekitarnya.
Setelah kita menentukan waktu efektif dan
mengkondisikan burung yang akan di master, suara-suara master hendaknya
diperdengarkan dengan volume kecil saja tetapi sangat jelas terdengar.
Jauhkan
penempatan burung master dan sumber suara master dengan burung yang
akan di master. Suara burung master yang terlalu besar dan jarak yang
terlalu berdekatan dengan burung yang akan di master, berpotensi tidak
akan direkam oleh burung yang akan di master. Banyak kasus juga, hal ini
berpotensi dapat membuat burung yang akan di master menjadi jatuh
mental dan stress.
Suara master yang kita rekomentasikan
untuk burung Pleci adalah suara-suara master yang berkarakter roll
tembak dengan variasi speed yang variatif dengan amplitudo intonasi
panjang yang dinamis.
Contoh suara master (burung master) yang direkomendasikan (sangat baik) untuk burung Pleci adalah:
Semua jenis burung Kolibri.
Burung Gelatik Wingko.
Trecetan burung Gereja.
Semua jenis burung Finch (Kenari, Goldfinch, Blackthroat, Herda Sanger, Mozambik, Siskin, dll)
Semua jenis burung Pelatuk.
Semua jenis burung Ciblek.
Semua jenis burung Perenjak.
Semua jenis burung Flycather.
Semua jenis Jay (Cililin, Blue Jay, Black Jay, dll)
Burung Cucak Jenggot / Kapas Tembak.
Dan lain-lain.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar pemasteran dapat berhasil dengan optimal:
1.
USIA BURUNG. Sebaiknya burung Pleci mulai dimaster sejak usia dini,
yaitu mulai usia 25 hari atau usia 1 bulan. Ini penting karena diyakini
pada usia tersebut Auditory Memory burung Pleci tersebut masih kosong
atau Auditory Memory belum banyak menyimpan suara-suara yang ada
disekitarnya. Proses pemasteran terus berlangsung dengan terpola dan
intensif sampai burung tersebut berusia 8-9 bulan.
2.
LINGKUNGAN YANG KONDUSIF. Usahakan pada masa pemasteran berlangsung,
tidak ada suara-suara yang TIDAK diinginkan disekitar burung Pleci yang
sedang dimaster tersebut.
3. LAGU MASTER YANG TEPAT.
Sebaiknya usahakan doktrin lagu (suara master/burung master) yang
dijadikan master sebaiknya similiar (memiliki karakter sang sama) dengan
karakter dasar suara burung Pleci.
4. TINGKATKAN
KECERDASAN BURUNG. Untuk dapat menyerap suara master dengan baik,
dibutuhkan kecerdasan burung yang optimal juga. Berikan nutrisi yang
baik dan pola perawatan yang tepat. Semakin besar HVC di otak burung,
maka burung akan semakin cerdas.
5. WAKTU PEMASTERAN
TEPAT. Pemasteran burung Pleci sama halnya dengan proses doktrin.
Artinya semakin sering didengar maka akan direkam dan ditirukan.
Idealnya pemasteran dilakukan minimal 4 jam setiap hari. Waktu yang
tepat dan waktu efektif untuk pemasteran burung Pleci adalah malam hari
sampai pagi hari. Pagi sampai sore juga baik asal suasana sekitar burung
mendukung.
6. LAKUKAN FEEDBACK. Perdengarkan kembali
suara-suara master yang sudah pernah diperdengarkan kepada burung Pleci
yang dimaster tersebut secara berkala. Tujuannya agar lagu burung Pleci
tersebut tetap terjaga dan Auditory Memory burung semakin baik.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DASAR ILMIAH PEMASTERAN PADA BURUNG BERKICAU
Menurut
Gregory Ball dan Stewart Hulse peneliti dari Hopkins Psychology, ada
hubungan parallel yang menarik antara komunikasi vocal pada bunyi suara
burung dan ucapan/bahasa pada manusia. Di Januari 1998, kedua ilmuwan
tersebut mempublikasikan temuan mereka di forum American Psychologist.
Berikut adalah intisari dari temuan mereka dan semoga kita bisa lebih
menghargai dan menikmati bunyi suara burung.
A = AUDITOR MEMORY
Lagu/bunyi
suara burung lebih merupakan sesuatu yang dipelajari oleh burung.
Semenjak masih dalam di dalam sarang, burung yang masih muda (umumnya
yang berkelamin jantan) akan mendengarkan vokalisasi yang dilantunkan
oleh induk jantannya dan juga indukan jantan dari species lain serta
berbagai suara yang ada disekitarnya, yang kemudian merekam suara
tersebut kedalam auditory memory nya. Tahap ini merupakan fase yang
sangat kritis bagi beberapa species dalam melantunkan “lagu” nya
dikemudian hari. Ini bisa dibuktikan bahwa burung yang dibesarkan dalam
kondisi terisolasi dari indukan mereka akan melantunkan “lagu” yang
tidak normal atau tidak menyerupai indukan mereka di alam liar. Contoh
dalam hal ini adalah “burung Pleci isian” yang melantunkan lagu
Blackthroat atau jenis suara burung lainnya.
B = BABBLING
Pada
saat jantan mencapai usia puber mereka akan mulai melantunkan kemampuan
vocal mereka yang tentu saja masih dengan suara yang halus, dan tidak
teratur (kita mengenalnya dengan istilah ngeriwik). Tahapan berikutnya,
lagu yang dilantunkan menjadi lebih keras, lebih jelas dan akhirnya
mengkristal sehingga sesuai dengan auditory memory yang terbentuk
beberapa bulan sebelumnya.
C = COUTSHIP
Banyak
burung jantan yang mengandalkan kemampuan mereka dalam melantunkan lagu
untuk mencari pasangan dan bersaing dengan jantan yang lain dalam
memperebutkan daerah kekuasaan. Apa yang membuat beberapa burung jantan
memiliki suara yang lebih menarik dibanding rekan mereka lainnya?
Penelitian menunjukkan bahwa hal ini ditentukan oleh ukuran burung
tersebut. Dalam percobaan yang menggunakan Mockingbirds dan Red-winged
blackbirds, betina lebih tertarik dengan jantan yang mempunyai suara
yang lebih keras dan lebih variatif.
D = DIALECTS
Sama
seperti manusia, burung juga mempunyai dialek yang bisa membedakan asal
daerah mereka. Di California, peneliti yang sudah terlatih bisa
membedakan suara White-Crowned Sparrow yang hidup di daerah Berkeley,
Sunset Beach dan Marin County. Walaupun semua burung tersebut
melantunkan lagu yang hanya dimiliki oleh White-Crowned Sparrow, tapi
akhir phrase lagunya berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang
lain.
E = ENVIRONMENT
Interaksi sosial bisa berefek
pada pembentukan lagu yang dilantunkan burung. Pada masa Auditory
Memory, ada beberapa spesies burung yang merekam suara lebih banyak
daripada apa yang akan menjadi “lagu”nya dikemudian hari. Pertanyaannya
adalah, suara/lagu mana yang akan tetap bertahan dan mana yang akan
hilang? Berdasarkan penelitian, suara/lagu yang bertahan adalah yang
lebih mirip dengan lagu ke dua indukannya atau speciesnya. Sedangkan
yang berbeda tidak akan bertahan.
F = FEEDBACK
Walaupun
sudah mencapai usia dewasa, beberapa jenis burung tetap perlu mendengar
lagu-lagu yang pernah dipelajarinya. Baik lagu-lagu yang berasal dari
speciesnya sendiri maupun dari species lain, supaya apa yang sudah
terekam didalam Auditory Memoriy tidak hilang.
G = GENDER DIFFERENCES
Walaupun
berat otak antara burung jantan dan betina adalah sama, tapi ada
perbedaan yang besar dalam struktur sirkuit otak . Penelitian yang
dilakukan pada Zebra finch menunjukkan bahwa jantan Zebra finch jantan
mempunyai nucleus (High Vocal Center) yang 7 kali lebih besar dibanding
betina. Ini salah satu alasan kenapa burung jantan suaranya lebih keras
dan lebih variatif.
H = HIGH VOCAL CENTER
Bagian
dari otak tersebut adalah kunci dari pembelajaran dan melantunkan lagu.
Jika bagian ini mengalami degradasi, maka akan menimbulkan masalah dalam
melantunkan lagu di kemudian hari. Sering kita mengatakan burung
“pintar” atau gampang di master karena ternyata burung tersebut memiliki
HVC yang lebih besar.
I = IDENTIFICATION
Kita bisa
mengenali suara seseorang tanpa melihat orangnya. Ini sering terjadi
pada percakapan via telepon. Begitu juga dengan burung. Walaupun
terdengar sama di kuping kita, tetapi tidak ada suara burung yang persis
sama. Burung Jalak bisa dengan mudah membedakan suara pasangannya dari
suara jalak yang lain.
J, K L = LINGUIST NOAM CHOMSKY
Burung
yang dibesarkan dalam kondisi terisolasi, setelah dewasa akan
melantunkan lagu yang “tidak normal” walaupun lagu yang dihasilkan dari
suasana terisolasi ini masih memiliki lagu tipikal speciesnya, seperti
jumlah not per lagu, dll.
O = ORNITHOLOGISTS
Yang
pertama sekali mengidentifkasi variasi pada suara/lagu burung adalah
mereka yang langsung melakukan penelitian dilapangan. Di awal abad ini,
ornithologist menggunakan data musical untuk mengidentifikasi suara
burung yang mereka dengar. Data yang lebih objective di dapat setelah
adanya penemuan tape recorder dan kemudian berkembang menjadi Sonograph,
yang menghasilkan suara spectrograph yang merupakan perwakilan dari
sinyal akustik yang lebih kompleks.
P = PERFECT PITCH
Berbahagialah
kita sebagai manusia yang bisa dengan jelas menbedakan antara B dengan
D, M – N, C – G yang di kenal dengan istilah pitch. Dalam dunia burung,
pitch digunakan untuk mengklasifikasi jenis suara. Percobaan yang
dilakukan pada burung jalak menunjukkan bahwa burung juga menggunakan
pitch yang hampir sama dengan strategi “lebih rendah” atau “lebih
tinggi”.
Q = QUICK LEARNER
Sebenarnya burung tidak
memerlukan waktu yang lama untuk merekam suara/lagu yang akan
dilantunkan di kemudian hari. Piyik burung gereja hanya perlu mendengar
sekitar 30 kali pengulangan sebuah lagu dalam sehari untuk dijadikan
memori. Sementara Nightingale lebih cepat lagi, yang hanya memerlukan 10
– 20 kali pengulangan.
R = RECOGNITION
Dalam
suasana yang sangat berisik sekalipun burung bisa saling berkomunikasi
dengan baik satu dengan yang lain. Di alam liar, semua suara yang
berisik seperti debur ombak, suara angin, dll, yang mendistorsi suara
burung bisa ditoleransi dengan baik. Yang menarik adalah “pitch” menjadi
factor yang sangat menentukan komunikasi tersebut.
S = SYLLABLE
Pada
manusia, percakapan dibentuk oleh unit yang disebut phonemic. Bagaimana
dengan burung? Burung menggunakan proses yang disebut syllable seperti
penelitian yang dilakukan dibawah ini. Zebra finch jantan dan betina
diletakkan pada kandang yang terpisah tapi berdampingan untuk
menstimulasi jantan agar mau bunyi. Para peneliti kemudian menyorotkan
lampu senter ke burung jantan dengan interval yang berbeda untuk
“menggangu” burung tersebut saat “bernyanyi”. Hasil yang di dapat
adalah, sang jantan hampir selalu berhenti “bernyanyi” diantara syllable
(waktu jeda yang alami); dan hanya sesekali terganggu secara syllable.
T = TURKEY
Kalkun,
ayam, merpati, perkutut dan burung puyuh tidak termasuk dalam kelompok
burung “penyanyi”. Untuk jenis burung yang tidak termasuk dalam kelompok
burung “penyanyi”, suara/lagu tidak dipelajari dari kecil tetapi lebih
merupakan “warisan”.
U = USE IT OR LOSE IT
Burung memiliki kecenderungan untuk menirukan suara yang punya kemiripan warna lagu dan lebih besar meniru dari speciesnya saja.
V = VOLUME
Yang
dimaksud disini adalah volume otak. Jika diperhatikan, suara burung
sangat berbeda dan tipikal sesuai dengan musim. Jantan akan berbunyi
lebih sering dan lebih variatif ketika memasuki musim kawin. Demikian
juga halnya dengan volume nuklues lagu. Dalam sebuah penelitian, “high
vocal center” pada otak burung Pleci berubah menjadi 99% lebih besar
dimusim semi dibandingkan saat musim gugur. Apakah perubahan musim
mempengaruhi pembentukan sel neurons baru? Belum lama ini sebuah
penelitian mengungkapkan bahwa pembentukan atau perkembangan sel neuron
terbesar dihasilkan pada bulan Oktober, dimana anak2 burung sedang
mempelajari “lagu” baru. Bagi penggemar burung import terutama jenis
Pleci, ini bisa menjadi acuan kapan harus membeli Pleci.
W = WINGSTROKING
Burung
betina yang tertarik dengan “lagu” yang dilantunkan burung jantan, akan
melakukan ritual menggeleparkan sayap (ngeleper). Kelakuan ini
memberikan efek kapada burung jantan yang akan kembali melantunkan
“lagu” yang dirasakan bisa menarik perhatian sang betina.
X, Y Z = ZEBRA FINCH
Pada
saat burung jantan zebra finch melantunkan “lagu” betina nya justru
akan diam seribu bahasa. Perbedaan yang mencolok ini lah yang membuat
zebra finch menjadi pilihan utama para peneliti.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mungkin sebagian kita ada yang ada bertanya di dalam hati: "UNTUK APA KITA HARUS MEMASTER BURUNG PLECI?"
"APAKAH TANPA DI MASTER BURUNG PLECI TIDAK AKAN BERKICAU BAGUS?"
Sebenarnya,
tanpa di-master-pun burung Pleci (Pleci berkelamin jantan) tetap bisa
berkicau. Hanya saja, apabila burung Pleci tersebut dimaster dengan
tepat dan benar, maka akan semakin beragam variasi suara/lagunya.
Khusus
untuk teman-teman yang melirik ke kancah lomba sebagai salah satu
apresiasi hobi di burung Pleci, pasti mengetahui beberapa kriteria dasar
penilaian burung Pleci di Lomba. Yaitu: Burung Pleci harus rajin bunyi
dengan lagu ngerol panjang-panjang variatif dan diikuti beberapa
tonjolan lagu.
Nah.., dari mana bisa kita dapatkan semua itu kalau bukan dari proses pemasteran? Apakah teman-teman paham?
Mungkin ada teman-teman yang bertanya, BERAPA LAMA-KAH PROSES PEMASTERAN BURUNG PLECI ITU BERLANGSUNG?
Berdasarkan pengalaman kita dan teman-teman selama ini, proses pemasteran bisa berlangsung selama 3 bulan sampai 1 tahun lebih.
SAMPAI
KAPANKAH PROSES PEMASTERAN BOLEH DIHENTIKAN? Selama kita masih ingin
lagu tetap terjaga dengan baik, maka proses pemasteran tetap jarus kita
lakukan. Minimal kita melakukan FEDDBACK, Yaitu memperdengarkan kembali
suara-suara master kepada burung yang sudah di master (secara berkala),
bertujuan agar data lagi di AUDITORY MEMORY tidak hilang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ok teman-teman, jika...
1. PEMILIHAN BAHAN --sudah
- TEMPAT HUNTING BAHAN (OMBYOKAN) -- sudah
- KRITERIA (SPESIFIKASI) BAHAN YANG AKAN DIPILIH -- sudah
a. Prilaku burung - sudah
b. Usia burung - sudah
c. Katuranggan burung - sudah
2. POLA PERAWATAN YANG INTENSIF DAN KONSISTEN -- sudah
- Pola rawatan - sudah
- Pola makanan (nutrusi) - sudah
- Pemasteran - sudah
Kita lanjutkan lagi ke proses treatment (perlakuan) dan proses terapi mental dan psikologis burung...
Sebelum kita lanjutkan, saya bagi dulu burung Pleci kita menjadi 2 bagian kelompok terpisah.
1. Kelompok yang dipersiapkan untuk Latber/Lomba.
2. Kelompok yang diperuntukkan sebagai master/klangenan.
Perlakuan, terapi yang kita terapkan untuk masing-masing kelompok diatas sangat berbeda sekali.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kita diaskusikan dahulu yang kelompok pertama, yaitu
KELOMPOK BURUNG PLECI YANG DIPERSIAPKAN UNTUK LATBER/LOMBA.
Kelompok
ini lebih sedikit membutuhkan perhatian lebih dalam banyak hal. Mulai
dari porsi makanan yang tepat, waktu istirahat yang seimbang,
pengkondisian terhadap lingkungan yang variatif dan proses membuat
burung itu menjadi soliter di tengah kelompoknya.
Penjabaran porsi makanan untuk burung Pleci yang dipersiapkan untuk Latber/Lomba...
Burung
Pleci membutuhkan makanan dan minuman antara 35-50 gram perhari sesuai
dengan aktifitasnya. Nutrisi yang baik adalah makanan dan minuman yang
bisa memenuhi kebutuhan gizi yang ada. Dalam hal ini, kita analogikan
burung diatas sebagaimana layaknya seorang penyayi yang penampilan
tubuhnya harus tetap terjaga prima dan seimbang.
Berikan
pakan dengan takaran yang tepat dan selalu fresh (segar) setiap hari
selalu diganti. Hindari memberikan pakan untuk beberapa hari kedepan,
karena ini tidak baik. Disamping kita tidak bisa mengontrol asupan pakan
burung, juga pakan yang diberikan banyak untuk beberapa hari kedepan
bisa mudah terkontaminasi bakteri/kuman/jamu yang merugikan burung.
Penjabaran perlakuan dan terapi mental dan terapi psikologis untuk burung Pleci yang dipersiapkan untuk Latber/Lomba...
Seperti yang kita ketahui bersama, burung Pleci (Zosterops) adalah burung koloni yang hidup secara sosial bergerombol.
Umumnya,
seekor burung Pleci yang apabila sendirian berkicau berlagu bagus dan
ngerol panjang, akan menjadi hanya akan loncat kesana kemari sambil
bunyi cat-cit-cat-cit sambil ngeruji di sangkarnya apabila melihat
burung Pleci lain yang ada disekitarnya.
Mengkondisikan
seekor burung Pleci untuk bisa berkicau lantang dan melagukan lagu-lagu
terbaiknya secara sambung menyambung (ngerol) di tengah kerumunan burung
Pleci lain, adalah menjadi faktor yang sangat penting.
Beberapa hal yang berkaitan dengan point ini adalah:
Kenali
karakter (sifat dan watak) burung yang dimiliki. Ini Wajib. Karena
berlaku pepatah: "Tak kenal karakternya maka tak bisa menangani, tak
bisa menangani maka tak bisa dapat koncer."
Adaptasikan beberapa lingkungan dan medan yang di hadapi burung.
Misalkan
sering di bawa ke keramaian Latber atau Lomba dan sekedar di gantang di
tengah lalu lalang peserta/penonton. Dengan ini burung akan terbiasa
dengan suasana yang sama nantinya. Sisi positip lain, dengan ini burung
menjadi tidak gampang stres.
Bentuk burung Pleci menjadi
burung yang soliter dalam suatu kelompok. Caranya, dalam kesehariannya,
burung Pleci selalu di gantang berdekatan dengan burung-burung Pleci
lain dengan jarak yang sangat dekat. Jarak gantang antar sangkar yang
direkomendasikan adalah mulai 15 cm - 200 cm.
Hal ini
menjadi yang sangat penting untuk membuat burung Pleci tetap berkicau
cuek di Latber/Lomba, karena dia menganggap semua burung Pleci yang ada
disekelilingnya adalah koloni. mari teman-teman lihat contoh gambar yang
ada
dihttp://www.facebook.com/photo.php?fbid=250521091629943&set=o.179111498795393&type=1
Seperti itulah hariannya untuk semua jagoan Pleci Lomba yang ada dipersiapkan untuk Latber/Lomba.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kita lanjutkan lagi tentang kelompok kedua, yaitu
KELOMPOK BURUNG PLECI YANG DIHADIKAN KLANGENAN DAN SEBAGAI BURUNG PENYANYI DI RUMAH.
Secara
umum, pola rawatan dan menu pakan untuk kelompok ini tidak jauh beda
dengan kelompok yang pertama. Yang membedakan adalah tingkat birahi.
Burung Pleci pada kelompok kedua ini harus selalu berada pada tingkat
birahi N +1 sampai N +3 . Artinya harus birahi agar selalu berkicau
melagukan lagu-lagu terbaiknya.
Penempatan sangkar yang
sedikit lebih tinggi dan tidak saling melihat satu dengan burung Pleci
lainnya, membuat burung Pleci akan semakin rajin berkicau.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SANGKAR
Model dan tipe serta ukuran untuk burung mungil yang dahsyat ini sangat beragam.
Setiap Plecilover boleh saja menggunakan sesuai yang diinginkan dengan kriteria sebagai berikut:
Sangkar kuat dan aman, misalnya sangkar yang ber-cat tidak berbau menyengat dan sangkar aman dari serangan pemangsa.
Ornamen sangkar halus dan tidak melukai burung.
Ukuran sangkar sesuai dengan aktifitas burung. Ukuran yang direkomendasikan adalah minimal 30x30x40 cm.
Beberapa tangkringan (minimal 2), yang berfungsi memudahkan burung mencapai cepuk pakan dan cepuk minum atau cepuk lainnya.
Ukuran tangkringan yang sesuai dengan cengkraman burung.
sumber : https://www.facebook.com/notes/single-fighter-pleci-mania-/tutorial-a-z-menjadi-master-pleci/1438014166459113
Wednesday, 16 September 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment